eLeMeS~ Membantu vs Membuat Malas Guru dan Membantu vs Merepotkan Siswa
Saturday, 18 July 2020
Add Comment
Selamat Pagi Semua
Sebelum memulai "Opini" saya, ada sedikit Disclaimer:
"Tulisan ini bisa saja menimbulkan pro dan kontra, tidak menyenangkan beberapa pihak, karena ada 'ide' tulisannya yang saya ambil, tetapi semua bebas memberikan pendapat"
Okay....
Tulisan saya ini akan membahas mengenai Beberapa Platform Pembelajaran Daring (LMS = Learning Management Sistem) yang lagi trend di negeri kita, karena kebijakan dari pemerintah bahwa tahun ajaran baru masih menggunakan sistem daring. Yang sekolah saya lakukan juga sama.
Banyak Platform yang digunakan oleh para guru di Indonesia, dimulai dari Whatsapp, Telegram, Moodle, Schoology, Google Classroom, Microsoft tah yang mana pun, sangkin banyaknya, dan cuma itu yang saya hafal, bahkan ada yang berbasis video, yakni Webex, Zoom, Google Meets, dan Microsoft Teams (jikalau ada kesalahan mengetik, maafkan saya)
Sebenarnya saya awalnya nulis opini ini sudah berapi - api, tapi karena sudah diganggu banyak kesibukan, sehingga off - off ngetik, jadi males sih melanjutinnya, tetapi ya saya tulis saja.
Beberapa Fakta yang saya peroleh di Lapangan:
1. Makin Banyak Teman Saya membuat Tutorial Google Classroom di Channel Youtubenya
2. Banyak Story WA/IG menampilkan Kelas Google Classroom mereka, baik itu guru SD, SMP, dan SMA
Saya selaku pemilik Channel :Airynmath, tidak akan ikut - ikutan membuat tutorial Google Classroom. Kemarin saya di undang membantu pelatihan guru, di suru bantu menjelaskan Google Classroom, jawaban saya, saya tidak paham google classroom. Selesai.
Kenapa saya tidak mencoba Google Classroom?
Salah satu alasan nya ya itu, saya kurang paham.
Kenapa kurang paham? Kan bisa dipelajari?
Bukan gak mau sih, tapi saya rasa merepotkan..
Lho, koq merepotkan?
Sesuai judul tulisan ini, LMS yang diberikan itu sebenarnya membantu atau merepotkan sih?
Ada story FB teman saya, Waahh..enaknya menggunakan Google Classroom, tugas siswa tersimpan dengan rapi, dan bisa dikoreksi kapan saja, dan bisa melihat yang mana yang belum dikoreksi.
Tepat, tidak ada masalah..
Tapi bisa donk saya artikan bahwa LMS tersebut malah membuat guru malas. Kenapa harus periksanya kapan - kapan, ya langsung apa tidak bisa..
Jawaban Pembelaan: Kan sama aja kalau kita di sekolah, buku di kumpul, lalu kan gak langsung kita periksa.
Fine, Benar juga..
Jawaban Lanjutan ini yang buat kesal saya: Karena semua tersimpan di cloud, jadi aman aja mau periksa kapan aja, karena tidak akan memakan memori.
Saat ini, kelebihan LMS adalah sistem Cloud. Makanya WA tidak lagi di sarakan. Tapi menurut saya malah bagus di WA, karena kalau kita gak mau kehabisan memori, maka kita harus koreksi tugas anak cepat - cepat.
Yah, itu termasuk alasan kelebihan WA. Kekurangannya ada. Ya ada. Kalau dah kita hapus, kebanyakan tidak bisa di download ulang. Sekali lagi, semua Platform ada kelebihan dan kekurangan masing - masing..
Kembali ke LMS.
Sekolah saya menggunakan Discord sebagai LMS ke siswa. Bukan Promosi Discord, tetapi saya menyarankan Discord yang notabene adalah media sosial untuk para Gamer, tetapi bisa dijadikan platform pembelajaran daring.
Kelebihan sistem Discord adalah cukup satu admin yang menyiapkan sistem, memberikan 'Rules', sedangkan peserta cuma menerima invite. Dengan 'Rules' yang kita buat, maka akan ada hirearki dalam sistem. Ada 'kepala sekolah', yang bisa masuk ke semua sistem, ada 'guru' yang dibawahnya, dan ada 'siswa', yang hanya bisa mengakses pembelajaran.
Ahh, google classroom bisa koq. Udah ada di FB yang share, tetapi ada satu komen menarik, saya lupa kata - katanya. Intinya tentang memori penuh. Sekolah kami pun mengalami, sehingga setiap dua minggu, semua isi discord dihapus menggunakan bot. Teringat Bot, bagus menggunakan Telegram. Iya, bot telegram lebih baik, tapi ya kelemahannya, tidak bisa dibuatkan sistem hirearki.
Walah, ketinggalan zaman la gak pake Google Classroom..
Salah sih menurut saya..
Hebat kami donk, menggunakan aplikasi gamers untuk LMS..
Inovatif namanya..
(nanti jadi bahan Inobel aja)
Sekali lagi, itu bukan masalah promosi, karena saya bilangkan, saya bukan admin, saya guru yang hanya mengikuti sistem di discord.
Kembali ke topik..
Saya lihat beberapa guru menggunakan Google Classroom. Mereka memberikan link video, dan disuruh mengerjakan tugas, kumpul di link kumpul.
Selesai..
Apaan..
Kapan interaksinya??
Woii...Nanti kita di kritik lagi sama Pengamat Pendidikan itu..
Oh, kami interaksinya pakai chat juga koq..Beberapa..
Oh, kami interkasi nya pakai zoom..biar tatap muka..Kereenn..
Tapi kan saya bilang tadi, apakah itu membantu siswa atau merepotkan siswa??
Saya berani bilang merepotkan..
Karena saya sudah mengalami conference video menggunakan zoom etc..
Menghabiskan banyak kuota..
Ya gak tau ya, bagi guru yang pake wifi sekolah..
Pasti gak ada masalah baginya..
Eh, ngomong - ngomong Discord juga ada conference lho..
Tapi Voice Conference doankk..
Cukup lho untuk jelaskan ke siswa tentang materi pembelajaran..
Sekali lagi bukan promosi Discord, cuma karena saya masih merasa paling enak menggunakan Discord..
Saya miris lhoo..
Liat story WA kawan..
Anak SMP yang baru masuk, sudah dibuatkan kelas Google Classroom nya..
Secara, dia baru tamat SD
Belum tentu juga semua paham IT
Seperti pelatihan Guru kemarin, dibilang narasumbernya, disini susah kali menjelaskan. Guru nya bebal. Gak pande Upload Materi, eh keras kepala marah marah..
Ya itu, guru aja masih gagap, apalagi siswa..
Tenang aja, siswa zaman now dah biasa maen game..
Aman itu..
Cara pikir seperti ini kan wajar jika saya menyebutkan Guru jadi Malas dan Merepotkan Siswa..
Masih banyak lagi sih..
Udah lah, dah bosan..
Inti dari tulisan ini, marilah kita bersama pilih LMS yang berguna bagi kita dan siswa..
Membantu siswa, bukan merepotkan siswa
Membantu siswa, bukan merepotkan siswa
Pernah ada gak sih survey ke siswa, suka tidak mereka menggunakan Google Classroom?
Bukan berarti Discord juga baik
Cuma Discord ini:
1. Penggunaan Mudah, seperti WA, karena hanya berbasis Text
2. Bisa diberikan link, youtube, google form etc
3. Bisa membuat banyak 'Channel', seperti skul kami menggunakan 4 'Channel' untuk setiap kelas.
4. Ada Video Conference, untuk pembelajaran, jadi memungkinkan terjadi tanya jawab via audio.
5. Sistem Cloud.
Kembali saya katakan, pilihlah aplikasi yang memudahkan..
Tugas saya selanjutnya, akan membuat tutorial lengkap Discord, malah lebih bagus membuat bukunya, untuk diikutkan ke Inobel.
Siapa tahu beruntung..
Hihi
Sekian tulisan saya..
Hanya 'Opini' saya..
Bisa saja semua salah, karena saya tidak pandai merangkai kata..
Terima Kasih sudah membaca
Hormat Saya
Ahmad Isnaini, M.Pd.
0 Response to "eLeMeS~ Membantu vs Membuat Malas Guru dan Membantu vs Merepotkan Siswa"
Post a Comment